Matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah bisa dikatakan sebagai tujuan akhir pencarian dalam hidup seorang mukmin.
(1)- TAJRIID FIL AQIDAH yaitu murni dalam
ber-aqidah. Aqidah Muhammadiyah adalah aqidah-tauhid. Sehingga memelihara tajriid fit tauhiid adalah ruh utama
Muhammadiyah itu Tauhid sebagai tambatan hati yang terjaga kemurniannya, akan
mampu meng-elaborasi energy dari dalam diri manusia dalam bentuk potensi yang
utuh. Sedangkan tauhid yang telah terkontaminasi dengan kepercayaan yang kotor,
akan melahirkan potensi yang rapuh Orang yang ber-Islam namun belum mencapai
titik kemurnian tauhid ( god-spot ), maka dia masih hidup dalam
pencarian. Berkelana dalam pencarian sepanjang hidup, belum dan tak akan
berakhir, sebelum menemukan titik-kemurnian tauhid itu. Banyak contoh yang
dapat diambil i’tibar. Ulama besar yang sudah menguasai berbagai kitab agama
dan bahkan telah memiliki banyak murid-santri, sehingga memiliki karisma
tersendiri dalam komunitasnya. Namun akhirnya semua predikat keduniawian
tersebut ditanggalkan dan ditinggalkan saja, begitu dia menemukan titik
kemurnian-tauhid ( god-spot ). Yang
akhirnya perjalanan ulama besar itupun berbalik arah untuk menuju titik
kemurnian-tauhid yang selama ini dicarinya.
(2)- TAKHLISH FIL IBADAH yaitu meng-ikhlaskan
diri dalam ibadah. Artinya, ikhlas dan rela menjadi hamba Alloh. Dalam
ritual-upacara ibadah hanya mengikuti tata-cara dan tata-laku yang dituntunkan oleh Alloh SWT dan
Rasul-Nya, apalagi ibadah-mahdloh. Ikhlas dimaknai juga, dalam menyembah kepada
Alloh ( seperti dalam amalan sholat dll ), tidak disertai tata laku syirik
kepada-Nya. Singkatnya tata-laku, hai’at dan
bagian-bagian ibadah-mahdloh itu semua sudah ditetapkan oleh Alloh dan
Rasul-Nya ; dengan demikian manusia tidak punya kewenangan
menambah-nambahkannya. Suatu yang riskan akan terjerumus kepada bid’ah Jadi
semua jenis sholat, puasa, haji dan yang lain ; pada dasarnya sudah ada
ketentuan- nya dalam Kitabulloh dan Sunnaturrasul. ( Ibadah-mahdloh yang
berdasar ajaran manusia, apapun bentuknya ditolak ). Pada dasarnya ibadah itu
ikhlas dan mengikut petunjuk wahyu.
(3)-
TAHSIIN FIL AKHLAQ yaitu memperindah akhlaq dan budi-pekertinya. Akhlaq adalah
merupakan faktor yang mampu memperindah tampilan diri, lahir dan batin.
Orangnya akan tampil mempesona karena memiliki inner-energy positif. Mempesona di dalam hubungan vertikal maupun
horizontal. Kalau akhlaq Nabi SAW adalah Qur’an, maka beliau itu dengan Qur’an
adalah satu-menyatu. Bahwa Qur’an yang disikapi sebagai tempat diskursus, akan mampu membimbing sikap dan perilaku hidup orang itu. Sebaliknya
kalau Qur’an hanya diperlakukan sebagai text-reading
tentu tidak bakal meninggalkan bekas pada sikap dan perilaku hidup orang itu.
Bisa saja seorang yang hafal-Qur’an
selagi menjabat menteripun, bisa berbuat korup. Tragisnya,
kementerian-kementerian yang dipimpin oleh orang-orang yang “lahirnya” dekat
dengan Qur’an, justru oleh KPK dinilai sebagai kementerian yang paling korup.
Masya Alloh, itu lho contoh kementerian tenaga-kerja dan kementerian agama.
(4)-
TAJDIID FIL MU’AMALAH yaitu selalu memperbaharui dan membuat inovasi-inovasi
baru terhadap aspek mu’amalah-dunyawiyyah. Kalau Nabi SAW menyerahkan aspek
dunia ini kepada umatnya “antum a’lamu bi
umuuri dunyaakum”. Disini berarti manusia boleh mengembangkan ranah budaya
atau kultur dari bangsa-bangsa ini sesuai dengan kondisi setempat. Pribadi Nabi
SAW ada 3 elemen, yaitu : basyariyah
/ kemanusiaan, arobiyyah / ke-Araban dan
nubuwwah / kenabian. Sifat “Arab”
Nabi SAW tidak akan mengharuskan Islam sedunia ini di-Arabkan, karena Arab
sebagai kultur tidak harus sama dengan negara- negara lain di dunia ini.
Inovasi baru bidang pendidikan, kesehatan, bidang pemberdayaan masyarakat,
kepemimpinan Islam yang bersih serta tidak memperkaya diri, menghapus system
kultus individu, kolegialisme dalam penegakan Islam, memiliki kekayaan sumber
daya manusia dari berbagai disiplin ilmu, yang terserak di ratusan universitas
yang dimiliki Dan tampil sebagai the
largest modern Islamic organization ini the world, kata Prof. Liddle. (HM. ASRORI MA'RUF)
0 komentar:
Posting Komentar