Pekerjaan/amalan yang baik itu belum tentu ibadah. Amalan itu harus memenuhi syarat untuk masuk dalam amalan ibadah.
IBADAH secara
khusus diberi arti: Tatacara hubungan hamba dengan Alloh SWT atau upaya TAQORRUB (pendekatan diri) hamba kepada
Allah; dengan mentaati segala perintahNya dan mengamalkan segala yang
diizinkan Allah. Dengan prinsip: (1). Al-Ashlu
fil Ibaadati al Buthlaan hatta Yaquuma daliilum alal Amri yang bermaksud pada dasarnya
semua ibadah itu dibatalkan (dilarang) kecuali hadirnya dalil yang memerintah
(2). Al-Ashlu fil Ibaadati al-Itbaa’ wal
Ikhlash yang artinya pada dasarnya semua bentuk
ibadah itu (tinggal tunduk) mengikuti dan ikhlas (dalam mengikuti perintah)
dari Allah. (3). Al-Ashlu fil Ibaadati at Tauqiifi wal Itbaa’ yang berarti pada
dasarnya ibadah itu (haruslah dengan) mendirikan/melaksanakan dan mengikuti (
perintah-syariat dari Allah). (4). Wal
Ibaadatul Khaashshah Hiya Maa Haddadahus Syaari’u fiiha bi Juz’iyyaatin wa
Haiaatin wa Kaifiyyaatin Makhshushoh yang bermakna Ibadah khusus yaitu sesuatu yang
telah ditetapkan oleh hukum syara’ prihal : bagian-bagiannya, tingkah dan
cara-caranya. (5). Wal Ibaadatul ‘Aammah
Hiya Kullu Amalin Adzina bihis Syaari’u yang artinya Dan ibadah umum itu ialah segala
amalan yang diizinkan oleh hukum syara’ dari Allah SWT.
Faham
Islam Manhajiy = Yaitu faham Islam yang dalam penetapan faham cara
berfikir, bersikap dan berbuat ( lebih-lebih dalam pengamalan agama ) selalu
merujuk dan mengutamakan manhaj (
jalan-terang yang ditunjuki oleh dalil-dalil ) yang nyata dari hukum syari’ah.
Seperti faham Islam menurut Muhammadiyah.
Faham Islam Mazhabiy merupakan faham Islam yang dalam penetapan faham
cara berfikir, bersikap dan berbuat ( juga dalam pengamalan agama ) selalu
merujuk dan mengutamakan mazhab (
bingkai faham dari kelompok mazhabnya ). Seperti banyak contoh dari faham-faham
Islam yang menganut faham-mazhabnya tertentu.
Ranah-Ta’abbudiy yaitu
wilayah “ibadah” misalnya: Tanggal 1 Ramadlan, kita harus berpuasa, itu
wilayah ibadah. Semua umat Islam bersikap-sepakat dan berperilaku sama dalam
menunaikan kewajiban ibadah puasa pada 1 Ramadlan ini. Namun cara penentuan 1
Ramadlan (dan penentuan awal-awal bulan Qoamriyah lainnya), baik dengan cara
hisab atau rukyat, itu adalah wilayah Ijtihad-Ta’aaqquli.
Ranah-Ta’aqquliy yaitu wilayah “nalar atau akal-pikiran” Misalnya: Dalam tayammum, tapak-tangan setelah diusapkan
ke permukaan yang berdebu lalu ditiup itu wilayah-ta’abbudiy. Kalau orang tidak meniupnya, dengan alasan tapak-tangan
tidak berlumuran debu, maka itu wilayah-ta’aqquliy,
sebab beraroma rekayasa akal. (HM. Asrori Ma'ruf).
0 komentar:
Posting Komentar